KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Model konseptual keperawatan
HILDEGARD
E.PEPLAU
PENDAHULUAN
A. OTOBIOGRAFI
Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal
sebagai “jiwa ibu menyusui,” meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret
1999. The only nurse to serve the ANA as executive director and later as
president, she served two terms on the Board of the International Council of
Nurses (ICN). Satu-satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur
eksekutif dan kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di Dewan
International Council of Nurses (ICN). In 1997, she received nursing’s highest
honor, the Christiane Reimann Prize, at the ICN Quadrennial Congress.
Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi
keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung
empat tahun. In 1996, the American Academy of Nursing honored Peplau as a
“Living Legend,” and, in 1998, the ANA inducted her into its Hall of Fame.
(Extract from the “Peplau leaves legacy of achievement” article below – Nursing
World May 1999) Pada tahun 1996, American Academy of Nursing Peplau dihormati
sebagai “Legenda Hidup”, dan, pada tahun 1998, ANA dilantik-nya ke dalam Hall
of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi” artikel di bawah ini –
Keperawatan Dunia Mei 1999 )
Hildegard Peplau’s fifty-year career in nursing left
an indelible stamp on the profession of nursing, and on the lives of the
mentally ill in the United States. Hildegard Peplau lima puluh tahun karirnya
di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada
kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. She wore many hats – founder of
modern psychiatric nursing, innovative educator, advocate for the mentally ill,
proponent of advanced education for nurses, Executive Director and then
President of the American Nurses Association, and prolific author. Dia
mengenakan banyak topi – pendiri keperawatan jiwa modern, inovatif pendidik,
advokat bagi penderita penyakit mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk
perawat, Direktur Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses Association,
dan penulis produktif. Her life was often marked with controversy, which she
faced with courage and determination. Hidupnya sering ditandai dengan
kontroversi, yang dia dihadapkan dengan keberanian dan tekad.
B. MODEL
KEPERAWATAN MENURUT HILDEGARD E PEPLAU
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan
oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen
sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
(sumber kesulitan), dan proses interpersonal
1. Klien.
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik
biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya
memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah
subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi
interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien
mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan
pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh
pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi,
membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
a. Mitra kerja,
berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja,
Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerha sama yang harmonis atas
dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan
menghargai.
b. Nara sumber
(resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang
masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik
(teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan
(leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang
individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.
e. Perngasuh pengganti
(surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga
dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang
dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau
rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
f. Konselor
(consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu
kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan
mudah dilakukan.
3. Sumber
kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan
mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang
ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep
yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam
keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada
saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses
Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal
didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan
saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk
membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode
transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase
yaitu:
a. Fase
orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari
ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan
serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai
dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi
pengumpulan data.
b. Fase
identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku
pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk
mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan
kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
·
Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
·
Individu mandiri terpisah dari perawat.
·
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada
perawat
c. Fase
eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat
merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase
ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat
membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang
terlibat didalamnya.
d. Fase
resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat.
Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi potensi.
Keempat fase
tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing
pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.
Pemaparan
ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada individu,
perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan
klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan,
dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil
proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau
tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik
klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan
kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat
dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun
kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah
proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi
dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi
yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan
interpersonal.
Implementasi Teori Peplau
Pada
awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap
praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui
tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal
dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada
perawatan yang bersifat terapeutik.
Aplikasi
yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama
mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan
ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau
merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk
suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam
membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi,
kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini
orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi
Teori dan
gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa.
Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan
instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual
Peplau.
PENUTUP
Teori Hildegard Peplau (1952)
berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang
menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986). Berdasarkan
teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah
proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik
klien dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan
kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan
untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat
bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali.
Seperti yang kita ketahui bahwa
manusia dipandang sebagai sistem holistik yang terdiri dari
bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu
lebih menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada
gagasan Peplau yang dikembangkan pada pemantapan pengembangan kepribadian.
Daftar Pustaka
Basford, Lynn,
2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
No comments:
Post a Comment