|
LUMBAL
FUNGSI PADA BAYI
|
|||
NO DOKUMEN
|
NO REVISI
|
HALAMAN
|
||
STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
|
TANGGAL TERBIT
|
DITETAPKAN OLEH
|
||
1
|
PENGERTIAN
|
Lumbal
puncture adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal denganmemasukan jarum
ke dalam ruang subarakhnoid. (Brunner and Suddarth’s, 1999, p 1630)
|
||
2
|
TUJUAN
|
1.
Pemeriksaan cairan serebrospinali,
2.
Mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal,
3.
Menentukan ada tidaknya darah pada cairan
serebrospinal,
4.
Mendeteksi adanya bloksubarakhnoid spinal,
5.
Memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis
spinalterutama kasus infeksi
|
||
3
|
INDIKASI
|
1.
Meningitis bacterial / TBC.
2.
Perdarahan subarahnoid.
3.
Febris (Kaku kuduk) dengan
kesadaran menurun (sebab tak jelas).
4.
Encepahilitis atau tumor malignan.
5.
Tumor mielum : sebelum dan sesudah
mielografi / caudiografi.
6.
Sindroma
GuillainBarre (bila perlu diulang-ulang + satu minggu).
7.
Kelumpuhan
yang tidak jelas penyebabnya.
8.
Mengidentifikasi adanya darah dalam CSS akibat trauma
ataudicurigai adanya perdarahan subarachnoid.
9.
Kejang
10.
Paresis atau paralisis termasuk
paresis Nervus VI
11.
Ubun – ubun besar menonjol
|
||
4
|
KONTRA
INDIKASI
|
1.
Syock/renjatan
2.
Infeksi local di sekitar daerah
tempat pungsi lumbal
3.
Peningkatan tekanan intracranial
(oleh tumor, space occupying lesion,hidrosefalus)
4.
Gangguan pembekuan darah yang
belum diobati
5.
Pasien yang mengalami penyakit
sendi-sendi vertebra degeneratif. Hal ini akan sulit untuk penusukan jarum ke ruang
interspinal
6.
Pasien dengan peningkatan tekanan
intra cranial. Herniasi serebral atau herniasi serebralbisa terjadi pada
pasien ini.
|
||
5
|
PERSIAPAN
PASIEN
|
1.
Pastikan
identitas klien
2.
Kaji
kondisi klien
3.
Beritahu
dan jelaskan pada klien/keluarganya
tindakan yang
dilakukan
4.
Jaga
privacy klien
5.
Posisi klien
|
||
6
|
PERSIAPAN
ALAT
|
1.
Sarung tangan steril
2.
Duk luban
3.
Kassa steril, kapas dan plester
4.
Antiseptic: povidon iodine dan
alcohol 70
5.
Troleey
6.
Baju steril
7.
Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G.
8.
Manometer spinal
9.
Two way tap
10.
Alcohol dalam lauran antiseptic
untuk membersihkan kulit.
11.
Tempat penampung csf steril x 3
(untuk bakteriologi, sitologi dan biokimia)
12.
Plester
13.
Depper
14.
Jam yang ada penunjuk detiknya
15.
Tempat sampah.
Anestesi
local
1.
Spuit dan jarum untuk memberikan
obat anestesi local
2.
Obat anestesi loka (lidokian 1% 2
x ml), tanpa epinefrin. (Reis CE, 2006
|
||
7
|
CARA
BEKERJA
|
Tahap
Orientasi
1.
Berikan
salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)
2.
Perkenalkan
nama dan tanggung jawab perawat
3.
Jelaskan
tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap Kerja
1.
Turunkan pakaian bawah sampai
tidak menutupi daerah lumbal L3-L5 dan baju dikeataskan. Pada bayi daerah
bokong ditutup dengan popok
2.
Posisi tidur pasien dimiringkan
kekiri atau kekanan, kedua tangan dimasukkan diantara kedua kaki, kemudian
menekuk bagian tekuk dan lutut , sampai lutut dan dagu hampir bertemu
3.
Punksi lumbal dilakukan oleh
dokter
4.
Daerah yang akan ditusuk
didesinfeksi dengan yodium, kemudian dengan kapas alcohol, tunggu sampai
kering
5.
Pada waktu dokter memasukkan jarum
punksi, kepala pasien ditekan, jika liquor sudah keluar, tekanan dilepas,
kepala hanya ditahan saja
6.
Setelah liquor keluar, perawat
melakukan : perawat mengukur tekanan liquor, memasukkan cairan cerebro
spinalis satu sampai dua tetes, kedalam tabung none dan pandy, menampung
liquor kedalam botol kecil untuk bahan pemeriksaan
7.
Setelah liquor yang keluar
dianggap cukup, dokter mencabut jarum pungsi
8.
Bekas tusukan ditekan dengan lidi
kapas betadine, kemudian ditutup dengan kain kasa lalu diplester
9.
Botol yang berisi cairan cerebro
spinalis diberi etiket dan segera dikirim ke laboratorium
Tahap Terminasi
1.
Evaluasi
respon klien
2.
Berikan
reinforcement positif
3.
Lakukan
kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.
Mengakhiri
kegiatan dengan baik
|
||
8
|
DOKUMENTASI
|
1.
Catat
tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2.
Catat
hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan
3.
Dokumentasikan
tindakan dalam bentuk SOAP
|
||
9
|
SUMBER
|
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
: Konsep, Proses dan Praktik. Vol 2. Jakarta: EGC
Rocca, et.al. 1998. Seri Pedoman Praktis: Terapi
Intravena. Edisi 2. Jakarta: EGC
Kozier, et al. 1995. Fundamental Of Nursing: Concepts,
process and practice 5th edition. California : Addison- Wesley
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. 2001.
Penatalaksanaan Pasien Di Intensif Care Unit. Jakarta: Sagung Seto
Hudak, et.,al. 1997. Keperawatan Kritis: Pendekatan
Holistik. Vol. 1. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Vol. 1. Jakarta: EGC
Swearingen, P. et al. 2001. Seri Pedoman Praktis:
Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. Jakarta: EGC
|
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An Nahl:18]
Wednesday, February 12, 2014
SOP LUMBAL FUNGSI PADA BAYI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment