Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes
mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan
dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi
informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. (Sanjoyo).
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer
Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir
dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer
untuk mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam di
instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskansemua pihak.
Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer,
informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu
penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970
-an adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi.
Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan
keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian
keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,
informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi,
mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan
keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak
pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail,
cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Sejarah Sistem Informasi
Keperawatan
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit
lambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat
dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi
pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup
automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan
penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit
diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan.
Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung
pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi
manajemen keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan
umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia
sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable
Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi
kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi
pelaksanaanya belum optimal.
Fungsi Sistem Informasi Keperawatan
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi
utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
A. Proses
perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada
pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan
pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja ,
administrasi pasien.
B. Proses
managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik.
Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi informasi
dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di
bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan
keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana,
manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi
C. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek
lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan
penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
D. Proses
Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi
Keperawatan
- Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
- Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
- Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
- Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
- Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat
- Meningkatkan produktivitas kerja.
- Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan
Sedangkan
menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari
dokumentasi berbasis komputer yaitu:
- Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
- Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi.
Penerapan Sistem
Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis.
Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu
diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam
dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun
dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh
kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat
telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi,
dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003)
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan
yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses
tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita
menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu
yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan
dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini
menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis
komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem
informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi
yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga memungkinkan
penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian
keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller,
et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin
meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and
Outcomes (Q-DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi
dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat
membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk
menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi
diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya
peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO
dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan
sebagai fitur terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006).
Telenursing
A. Definisi
Telenursing adalah upaya
penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari
telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non
medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi
komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing
menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim
suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai
komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia
dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian
telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi
antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
B. Keuntungan Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1.
Efektif dan
efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah
sakit dan nursing home)
2.
Dengan sumber
daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3.
Telenursing
dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4.
Pasien dewasa
dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering
sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi
5.
Berhasil dalam
menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga
digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia
Distance Learning.
C. Aplikasi
Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui
pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care
berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat
menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa
darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system interaktif
video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video
konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti
baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara
khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan
kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien
dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam
management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi
yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat
ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan
kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
Telemedicine
Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan
pelayanan medis jarak-jauh. Aplikasi telemedicine saat ini, menggunakan dua
negara teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas
kesehatan dan memakai peralatan video conference. Dapat kita pahami bahwa cakupan telemedicine cukup luas, meliputi
penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis, pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio, video, grafik), dengan
menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video interaktif dua
arah, komputer, dan telemetri) dengan melibatkan dokter, pasien dan pihak-pihak lain. Secara sederhana,
telemedicine sesungguhnya telah diaplikasikan ketika terjadi diskusi antara dua
dokter membicarakan masalah pasien lewat telepon.
A. Sejarah Telemedicine
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan menggunakan perangkat
jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah diperkenalkan pesawat
telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama kali dengan
men-transmisi-kan rekaman ekg melalui jaringan telepon sistem analog. Walaupun jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai
klinisnya tidak begitu bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk
melakukan transmisi suara jantung dan napas antar dokter dan pasien.
Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan
inspirasi para pioner kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman
gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter.
Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan,
interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh.
Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem digital saat ini,
perkembangan telemedicine semakin berkembang. Peralatan kedokteran dapat
menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah
citra video menjadi citra digital. Kini, penggunaan telemedicine sangat luas
sampai sekarang diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia. RSF0606094680.
B. Fase Perkembangan Telemedicine
FASE PERKEMBANGAN
|
RENTANG WAKTU
|
Telegram dan telepon
|
1840-1920
|
1920-1950
|
|
Televisi/ teknologi ruang angkasa
|
1950-1980
|
1990an
|
C. Manfaat Telemedicine
Manfaat telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling terkait satu sama
lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien adalah:
1.
Mempercepat
akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
2.
Mudah
mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter-dokter
pribadi.
3.
Pasien
merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan
dukungan langsung.
4.
Menurunkan
stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
5.
Menseleksi
antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak
perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.
D. Aplikasi Telemedicine
1.
Skala Mikro
Dilaksanakan
oleh salah satu intansi layanan kesehatan dalam skala terbatas.
2.
Skala Makro
·
Aplikasi
Sektoral
Terbatas untuk
satu subdisiplin ilmu kedokteran/ bidang layanan kesehatan.
·
Aplikasi
Regional
Mencakup
keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam satu
negara.
·
Aplikasi Nasional
Mencakup
seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu Negara.
E. Aplikasi Telemedicine di Indonesia
1. Instalansi Sistem
·
Biaya
instalansi
·
Teknologi
perangkat lunak
·
Teknologi
perangkat keras
2.
Inkorporasi Kedalam Praktek Kedokteran di Indonesia
·
Tenaga
kesehatan dengan keterampilan layanan kesehatan jarak jauh
·
Penerimaan
komunitas kesehatan dan non kesehatan
3.
Pemeliharaan Sistem
·
Biaya
pemeliharaan
·
Efektivitas biaya
secara komersial
·
Pengawasan
kualitas layanan
·
Penyesuaian
dengan perkembangan teknologi informasi dan ilmu kedokteran
F. Teknologi dan Medicine
Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi dan objek
transmisi nya. Misalnya: teleradiologi, telepatologi, teledermatologi, telekardiologi, telepsikiatri, teleneurologi, teleedukasi, telekonsultasi, pengobatan telenuklir, teleotorinolaringologi dan penatalaksanaan trauma jarak jauh. Selain itu dikenal pula berbagai
disiplin telemedicine lainnya seperti telenursing (pelayanan keperawatan jarak jauh), dan teleprescribing (resep jarak jauh).
Perangkat keras dan lunak telemedicine sangat mahal, terutama transmisi
yang menggunakan saluran pita lebar, sehingga akses pusat kontrol dan server
sebaiknya berada di center-center besar. Namun harus dibedakan mana yang bisa
diaplikasikan sesuai kemampuan, dan mana yang harus menunggu pemakaian
teknologi tinggi. Semua pengiriman pencitraan (image) baik ekokardiografi real time maupun film citra x-ray , ct-scan ataupun angiogram memerlukan saluran pita lebar dan jaringan digital dengan biaya tinggi.
Telehealth
e-Health adalah
memanfaatkan internet untuk transmisi informasi kesehatan.
Telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk pertukaran informasi kesehatan.
Telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk pertukaran informasi kesehatan.
Jadi Telehealth
adalah hasil dari pertukaran tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, telehealth
mencakup pula pengertian terpisahnya jarak dan/atau waktu antara pesien dan
dokter yang mendiagnosis atau mengobati.
Teknologi telehealth
umumnya dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, antara lain:
1. Mengirim pelayan kesehatan ke pasien yang berjarak jauh
1. Mengirim pelayan kesehatan ke pasien yang berjarak jauh
2. Mendidik
provider, admisnistrator, pasien, dan keluarganya
3. Untuk
mengakumulasi data atau memonitor insidensi penyakit sebagai bagian dari
kesehatan masyarakat, epidemiologik, atau biodefense network.
Teknologi telehealth
memiliki potensi untuk memperbaiki akses pelayanan kesehatan, meningkatkan
kualitas pelayanan, mengurangi kesalahan medis, mengurangi biaya kesehatan, dan
lebih mendistribusikan informasi kesehatan.
A. Teleheatlh Dalam Pelayanan
Keperawatan
Pelayanan
kesehatan akan sangat berkembang seiring perkembangan tekhnologi dan informasi.
Termasuk juga pelayanan keperawatan di masa ke depan akan memanfaatkan
perkembangan tekhnologi informasi, misalnya mengaplikasikan telehealth.
Telehelath dalam keperawatan bisa dikembangkan untuk digunakan dalam bidang
pendidikan maupun bidang pelayanan keperawatan. Dalam bidang pelayanan
keperawatan telehealth dapat membantu kegiatan asuhan keperawatan pada pasien
di rumah atau dikenal dengan home care. Dengan adanya kontribusi telehealth
dalam pelayanan keperawatan di rumah atau homecare, akan banyak sekali manfaat
yang dapat dirasakan oleh pasien dan keluarga, perawat, instansi pelayanan
kesehatan dan termasuk juga pemerintah dalam hal ini adalah Departemen
Kesehatan. Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telehealth dalam bidang
keperawatan banyak sakali tantangan dan hambatannya misalnya: faktor biaya,
sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.
B. Tinjauan Pustaka
1. Telehealth
Dalam Keperawatan
Istilah seperti
telehealth atau telemedicine, digunakan secara bergantian untuk merujuk pada
pelayanan menggunakan tehnologi elektronik pada pasien dalam keterbatasan
jarak. Pada dunia keperawatan dikenal telehealth dalam keperawatan atau
telenursing. Telenursing adalah penggunaan tekhnologi dalam keperawatan untuk
meningkatkan perawatan bagi pasien (Skiba, 1998) Telenursing menggunakan
tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada
klien. Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan
optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau
dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi
elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer.
Aplikasi
telehealth bisa dilakukan di Rumah sakit , klinik, rumah dan mobile center.
Aplikasi telehealth berupa telepon triage dan home care adalah yang paling
banyak dikembangkan secara luas untuk saat ini (Russo, 2001).
2. Tekhnologi dalam Telehealth
Pada telehealth
secara umum ada dua tekhnologi yang dalam pelayanan: store forward dan real
time tekhnologi.
Tekhnologi
simpan dan sampaikan (store and forward) misalnya : gambar yang
didapatkan dari elektonik seperi tekhnologi x ray, dapat dikirimkan pada
spesialis untuk diinterpretasi. Gambar tersebut saja yang berpindah
pindah.Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat
kelihatan menggunakan tekhnologi ini.
3. Tekhnologi real time
Real time
adalah tekhnologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi dalam waktu
yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi dua arah
menggunakan tekhnologi real time dalam telehealth. Tekhnologi realtime juga
dapat membuat alat untuk menstransimisikan gambar dari tempat yng berbeda.
Misalnya kamera untuk mengobservasi keadaan klien. Tekhnologi realtime
memfasilitasi komunikasi dua arah baik audio maupun video, yang bisa digunakan
dalam telehealth.
Sebagai
kombinasi realtime dan robotik, seorang dokter bedah dapat melakukan operasi
dengan alat operasi khusus dari jarak tertentu. Prosedur ini disebut dengan
telepresence. Telepresence menjadi salah satu sub bagian dari telehealth. Saat
ini masih sedang dikembangkan karena membutuhkan sistem yang 100 % reliable dan
bandwith yang sangat tinggi.
4. Contoh Telehealth
Pelayanan
kesehatan semakin bergeser dari Rumah sakit menuju Rumah dan komunitas. Banyak
rentang petugas kesehatan (ahli gizi, pekerja social, perawat) sebagai bagian
dalam pelayanan kesehatan yang menggunakan pelayanan terapeutik dengan
telehealth.
Salah satu
contoh program tlehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan audio dan
video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth
perawat. Perawat memasukkan data data pasien secara elektronik dan
menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan
kunjungan ke pasien.
5. Issue
Telehealth
terdiri dari berbagai jenis bentuk dan telah menunjukkan segi manfaatnya.
Beberapa manfaat dari telehealth misalnya: meningkatkan kualitas pelayanan,
mengurangi waktu, meningkatkan produkstifitas akses, meningkatkan peluang
belajar. Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan
telehealth yaitu :
- Pembiayaan.
Pembiayaan
adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth. Meskipun dijumpai bahwa
telehealth banyak mempunyai manfaat. Pemerintah masih kurang dalam
mengembangkan telehealth.
- Aspek Legal
Aspek hukum
menyatakan bahwa: warga negara harus dilindungi dari praktek petugas kesehatan
yang tidak baik.
-Standar
keamanan
Perhatian dalam
apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah keamaan/keselamatan pasien.
Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin keselamatan bagi pasien.
Berkaitan
dengan hal tersebut ANA (American Nursing Association) menerbitkan pedoman
telehealth yaitu : Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi
telehealth tahun 1999 dan mengembangkan protokol telehealth pada tahun 2001
-Keamanan Data
Telehealth
memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record), yang rawan
akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data. Sehingga penyelenggaraan
telehealth harus bisa menjamin keamanan data.
-Infrastruktur Komunikasi
Infrastruktur telekomunikasi merupakn bagian
dari telehealth yang mempunyai biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang
lain, adalah alat untuk hubungan antarmuka (interface) akan sulit
menyelenggarakan telehealth jika tidak ada saling hubungan ( interkoneksi)
antar alat.
No comments:
Post a Comment