KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
A.
Pengertian Profesi
Profesi
adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan
kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima
jasa pelayanan keperawatan professional.
Menurut
Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan
menyangkut ketrampilan intelaktual.
Kelly
dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau
metode professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok
okupasi yang angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional merupakan
suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah
suatu profesi.
B.
Karakteristik
Profesi
1.
Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb
dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik professional sebagai berikut :
a.
Konsep misi yang terbuka terhadap
perubahan
b.
Penguasaan dan penggunaan
pengetahuan teoritis
c.
Kemampuan menyelesaikan masalah
d.
Pengembangan diri secara
berkesinambungan
e.
Pendidikan formal
f.
System pengesahan terhadap
kompetensi
g.
Penguatan secara legal terhadap
standart professional
h.
Praktik berdasarkan etik
i.
Hukum terhadap malpraktik
j.
Penerimaan dan pelayanan pada
masyarakat
k.
Perbedaan peran antara pekerja
professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan praktik yang otonom.
2.
Menurut Lindberg, Hunter dan
Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger dan Williams (1992),
keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
Kelompok pengetahuan yang melandasi
keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan.
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat
intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu
ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu
perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga
mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi
tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan
pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
b.
Kemampuan memberikan pelayanan yang
unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c.
Pendidikan yang mmenuhi standart dan
diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.
d.
Pengendalian terhadap standart
praktik.
Standart
adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik
keperawatan menekankan kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk
memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat
maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian
profesi lain.
e.
Bertanggung jawab dan bertanggung
gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f.
Karir seumur hidup
Dibedakan
dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja
sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang
menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.
g.
Fungsi mandiri
Perawat
memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran
kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan
kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain.
C.
Perkembangan
Profesionalisme Keperawatan
Melihat
catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang
diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya
perawat saat itu adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat
membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat
melalui pendidikan magang yang berorientasi pada penyakit dan cara
pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun
1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui
lokakarya tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa
keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.
Perkembangan
pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan tidak
cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi keperawatan
untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan
kemudian disusul dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain :
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain :
1.
Mengembangkan system seleksi
kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai aspek kemampuan,
pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2.
Memiliki serangkaian program yang
kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat
sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan
berkelanjutan bagi para anggotanya.
3.
Mengaktifkan fungsi collective
bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang sesuai dengan
pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4.
Mengembangkan program latihan
kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki
potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector swasta.
5.
Meningkatkan kegiatan bersama dengan
organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan anya untuk pengurus pusat
saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi untuk
dikembangkan.
D.
Pohon Ilmu
( Body of Knowledge )
Pohon
ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan
akademik dan landasan professional yang kokoh dan mantap.
Pengembangan
pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu keperawatan
seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu
keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu
perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan,
ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik, yang apluikasinya
menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan
untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh
kebutuhan dasar manusia “.
Wawasan
ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang
hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk
mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan
potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler.
E.
Cerminan
Perawat Profesional
Cerminan
nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam nilai
intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :
1.
Nilai intelektual
Nilai
intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan
kreatif.
2.
Nilai komitmen moral
Pelayanan
keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional
terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab
etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
Referensi
Alfaro, Le Fevre
Rosalinda (2002), Applying Nursing Proccces :a Tool for critical
thinking, Philadelphia, Lippincot Williams and Wilkins
Badman, EL &
Badman, B (1988), Fundamental Critical
Thinking In Nursing, Norwalk : Appeton and Lange.
Christenen, Pj
& Kenney, Jw (1995), Nursing Process
Application of Conceptual Models, Fourth Edition, Mosby, St Louis Baltimore
Creven, Ruth
(1996), Fundamental of ursing Human
Health and Fungtion, Philadelphia, Lippincot
Curtine Leok
(1991), Nursing Ethices Theories &
Maryland, Rolent t, Brody Co
Deloughery, G.L.
(1991), Issues and Trends in Nursing, Mosby
Year Book, St Louis Baltimore.
Hidayat, A.A.
(2004), Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Johnson, Betty.M
, ( 2005 ). An Introductory to Theory and reasoning in Nursing. Philadelphia :
Lippincot and Willkins.
Kozier, B
(1988), Concepts & Issues in Nursing
Practice, California, Addison Wesley
Publishing Co.
Kozier, B
(1997), Fundamental of Nursing : Concept
and Procedure, , California, Addison Wesley Publishing Co.
Nicoll, LH
(1997), Perspectives on ursing Theory, Third
edition, Lippincot, Philadelphia, New York.
Pearson &
Vaughan (1986), Nursing Model for
Practice, London, Hiniema Nursing
Reed, Pamela G
(2003), Perspectives on Nursing Theory,
Philadelphia : Lippincot Williams and
Wilkins
Rubenfeld, M
& Scheffer, BK (1999), Critical
Thinking in Nursing : An Interactive Approach, Philadelphia, Lippincot
Ruth, M & Sall (19899), Essential
of Nursing Leadership & Management, Philadelphia, FA Davis Co
Soewandi, J (1991), Ringkasan
Sejarah Keperawatan, Batara, Jakarta
Yunarsih, S, Diktat Kuliah : Sejarah Keperawatan, Jakarta, tidak
dipublikasikan.
No comments:
Post a Comment