Thursday, March 20, 2014

KDK ; Konsep Teori dan model keperawatan


Konsep Teori dan model keperawatan
Konseptual komunitas merupakan pelayanan professional, yang pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan atau mengatasi fenomena yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Ada beberapa macam model konseptual keperawatan komunitas yang dikembangkan oleh para ahli antara lain: Florence Nightingale (1860) yang dikenal dengan istilah Enviromental model karena menenkankan pengaruh lingkungan terhadap klien; H.E Peplau (1952) tentang interpersonal relation in nursing;Virginia Henderson (1966) dikenal dengan Need based Model; Dorothea Orem (1971) dikenal denan model keperawatan mandiri;King’s (1971) dikenal dengan model system, Betty Neuman (1972) dikenal dengan Systems model of Nursing, Sr.Calista Roy (1976) dikenal dengan model adaptasi keperawatan,dsb
Namun tidak semua model yang ada tepat digunakan pada praktek keperawatan komunitas, karena masing-masing model mempunyai keunikan dilihat dari emp konsep utama paradigma keperawatan yaitu: manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Masing-masing konsep model akan memberikan penekanan tertentu pada konsep utama tersebut, misalnya, F.Nightngale memberi penekanan pada faktor lingkungan, Orem atau roy pada faktor manusianya dalam melatih kemandirian dan tingkat adaptasi klien terhadap pengaruh lingkungan
1.      model perawatan mandiri “self care” D.E Orem (1971)
a.       Pengertian
Keper awatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah : “Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980)
b.      Keyakinan dan nilai-nilai
·           Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
-      Klien : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau coping dan efeknya.
-      Sehat : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk mempertahankan ndan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan
·           Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik
d. Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi dan perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

c.       Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :
·           Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
·           Memungkinkan klien meningkaatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care
·           Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan depenent (dependent care) jika self carae tidak memungkinkan, oleh karena self care deficit apapun dihilangkan.
·           Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien
Tujuan keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga/komunitas adalah:
-      Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara therpeutik
-      Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri
-      Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompoten.
Dengan demikian maka focus asuhan keperawatan pada model Orem’s yang
diterapkan pada praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah:
-      Aspek Interpersonal : Hubungan didalam keluarga
-      Aspek sosial : Hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
-      Aspek Prosedural : Melatih keterampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
-      Aspek Tehnis : Mengerjakan kepada keluarga tentang tehnik dasar yan dilakukan dirumah misalnya melakukan tindakan kompres secara benar

d.      Pengetahuan dan Ketereampilan untuk Praktek
Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan self care dengan menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima metode bantuan
·           Kategori Bantuan
-          Wholly Compensatory : Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu megontrol dan memantau lingkungannya dan tidak berespon terhadap rangsangan
-          Partially Compensatory : Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yangmengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan
-          Supportie Education : Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mamapu melalukan perawatan mandiri
·           Metode Bantuan
Pearawat membantu klien engan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan yang meliputi:
-          Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
-          Mengajarkan klien
-          Mengarahkan klien
-          Mensupport klien
-          Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
Untuk melaksanakan hal tersebut, Lima area utama untuk praktek keperawatan di diskripsikan ebagai berikut:
a.       Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat – klilen dengan individu, keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang dari perawatan.
b.      Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan.
c.       Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk kontak dengan perawat dan asisten
d.      Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan sehari-hari klien, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan sosial dan penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima.
Model konsep/ teori keperawatan self care mempunyai maka bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat meentukan tingkat bantuan yang akan diberikan.
Untuk dapat menerapkan model konsep / teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang terapeutik.
e.       Apiliksi terhadap keperawatan Keluarga.
Perawatan anggota keluarga yang mengidap diabetes mellitus dengan tipe ketergantungan insulis, sehingga perlu dilakukan penyuntikan insulin berkala diperlukan pelatihan kemandirian klien dan keluarga dalam melakukan penyuntikan insulin tersebut.

2.      Model “Health carae System” B. Neuman (1972)
Model konsepsual dari Neuman membri penekanan pada penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri baik yang bersifat fleksibel, normal maupun yang resisten. Intervensi ini diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga level prevensi. Model ini menganalisa interaksi dari empat variable yang menunjang komunitas, yaitu fisiologis, Psikologis, Sosial cultural, dan perkembangan spiritual, adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.
Asumsi yang dikemukakan oleh Neuman berdasarkan empat konsep utama dari paradigma keperawatan yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
Manusia : Merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan perkembangan spiritual.
Lingkungan : Meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar atau system klien
Sehat : Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan keseimbngan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari/mengatasi stressor
APLIKASI MODEL NEUMAN PADA KOMUNITAS
Sesuai dengan Neuman, kelolmpok/komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari lima tahapan: pengkajian, penegakan diagnosa kepererawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
A.    Pengkajian
Yang perlu dikaji pada kelompok/komunitas adalah : Core/ inti : data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri dari usia, pendidkan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas
Delapan sub-sistem yang mempengaruhi komunitas;
1.      Perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana penerangan, sirkulasi kepadatannya yang bisa merupakan stressor bagi penduduk
2.      Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
3.      Gangguan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal → apakah tidak menimbulkan stress
4.      Politik dan kebijakan pemerintah, apakah cukup menunjang ehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan
5.      Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deeksi dini gangguan atau merawat/emantau apaila gangguan sudah terjadi
6.      Sistem komunikasi: sasaran komunkasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunita tersebut untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan (mis. kardiovaskular) misalnya: televise, radio, Koran, atau leaflet yang diberikan untuk komunitas
7.      Ekonomi: tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR, di bawah atau di atas sehingga upaya pelayanan, misalnya anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan bisa disesuaikan dengan status ekonomi tersebut
h. Rekreasi: apakah tersedia sarana, kapan saja di buka, apakah biayanya terjangkau oleh komunitas yang bisa digunakan oleh komunitas untuk menghilangkan stress

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS/KELOMPPOK
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen:
1.      Problem/masalah
2.      Etiologi/penyebab
3.      Manifestasi/data penunjang
Contoh : Resiko peningkatan gangguan kardiovaskular pada komunitas di RW. 09, Kelurahan Rappocini berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat tentang hidup sehat yang dimanifestasikan dengan 0.15 % ditemukan angka masyarakat yang dirawat dengan gangguan kardiovaskular, 50% mengkonsumsi lemak tinggi, 20 % berolah raga dan rekreasi teratur, dan informasi tentang gangguan kardiovaskular kurang

C.     PERENCANAAN
1.      Pendidikan kesehatan tentang ganggguan kardiovaskular, nutrisi
2.      Demonstrasi keterampilan stress dan relaksasi
3.      Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kardiovaskular melalui pemeriksaan tekanan darah
4.      Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet gizi yang berisiko

D.    INTERFENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk menurunkan stressor melalui pencegahan primer, sekunder, dan tertier
Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan bio-psiko-sosiokultural-spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi yaitu yang bersifat promosi yang dilakukan bila ganguan yang terjadi pada garis pertahanan fleksibel; intervensi yang bersifat prevensi jika yang terganggu adalah garis pertahanan normal; dan intervensi yang bersifat kurasi dan rehabilitasi apabila garis pertahanan resisten terganggu.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat, mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia pada klien (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) yang berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan tersebut dan berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat.
Intervensi yang dilakukan terhdap klien ditujukan pada garis pertahanan yang mengalami gangguan.
1.      Intervensi yang bersifat promosi berupa:
a.       Pendidikan kesehatan
b.      Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien di rumah/komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan atau menyeimbangkan garis pertahanan normal
2.      Intervensi yang bersifat prevensi, berupa:
a.       Deteksi dini pada gangguan kesehatan/gangguan keseimbangan garis pertahanan , misalnya: deteksi diri tumbuh kembang anak, keluarga, dll,
b.      Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu, misalnya imuisasi, atau yang bersifat keluarga/komunitas, misalnya konseling awal(konseling pra-nikah), dll
c.       Intervensi yang dilakukan di no. 1
3.      Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif berupa:
a.       Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih klien untuk duduk dan berjala
b.      Memberikan konseling untuk penyelesaiaan masalah
c.       Memberikan konseling untuk penyelesaiaan masalah
d.      Melalukan kerjasama lintas program/sectoral untuk penyelesaiaan masalah
e.       Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan (lintas program/sectoral)
f.       Bekerjasama dengan aparat pemda setempat untuk mengamankan lilngkungan/komunitas apabila stressor berasal dari lingkungan
g.      Rujukan ke RS bila diperlukan

E.     PELAKSANAAN
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
1.      Bantuan untuk mengatasi masalah kardiovaskular di komunitas, mempertahankan kondisi yang seimbang sehat dan meningkatkan kesehatan
2.      Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan kardiovaskular
3.      sebagai advokat bagi komunitas dan sekaligus untuk memfaslitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas

F.      EVALUASI
1.      Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah intervensi dilakukan
2.      Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit
3.      Memodifijasi perencanaan sesui dengan kasus baru yang ada
4.      Model Adaptasi C. Roy (1976)
a.       Teori Adaptasi Sister calista Roy
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai pnerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptic system” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan
System adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai kesauan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.sistem terdiri dari proses input, output, control dan umpan balik (Roy, 1991)
b.      Tujuan dari aplikasi model adaptasi pada keperawatan komunitas adalah untuk mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaftive pada komunitas.adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif. Intervensi keperatan ditujukan untuk menekan stressor dan meningkatkan mekanisme adaptasi. Melalui model adaptasi, diharapkan masalah kesehatan komunitas yang dapat diatasi dengan mengubah atau  meningkatkan perilaku adaptif komunitas/masyarakat.
Menurut Roy elemen dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama dan kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi
Fokus dari model ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi tingkah laku yang actual dan potensial apakah memperlihatkan maladaptive dan mengidentifikasi stimulus atau penyebab perilaku maladaptif.Empat model adaptasi dapat digunakan sebagai dasar kerangka kerja untuk pedoman pengkajian. Mode ini juga meliputi psikologis, konsep diri, fungsi peran dan model interdependensi.
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu tahap dan pengkajian tahap II
a)        Tahap I : Pengkajian Perilaku
Ini merupakan tahap proses keperawatan yang bertujuan mengumpulkan data dan memutuskan klien adptif dan maladaptive. Termasuk dalam model ini adalah kebutuhan dasar manusia apakah dapat dipengaruhi oleh kekurangan atau kelebihan. Misalnya terlalu sedikit oksigen, terlalu tinggi gula darah atau terlalu banyak ketergantungan. Perawat menggunkan wawancara, observsi dan pengukuran untuk mengkaji perilaku klien sekarang dan setiap mode. Berdasarkan pengkajian ini perawat menganalisis apakah perilaku ini adaptif, maladaptive atau potensial maladaptive.
b)        Tahap II: Pengkajian faktor - faktor yang berpengaruh
Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli focal, kontekstual dan residual.
·         Identifikasi stimuh focal
Stimuli tocal merupakan perubahan penilaku yang dapat diobserasi. Perawat dapat melakukan pengkaian dengan menggunakan pengkajian perilaku yaltu : Keterampilan melakukan observasi, melakukan pengukuran dan interview.
·         Identifikasi stimuli kontekstual
Stimuli kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi oleh stimulus focal. Sebagal contoh anak yang di rawat dirumah sakit mempunyai peran perilaku yang inefektif yaitu tidak belajar. Focal stimulus yang dapat dildentifikasi adalah adanya fakta bahwa anak kehlangan skedul sekolah. Stimulus kontekstual yang dapat diidentiflkasi adalah secara internal faktor anak menderita sakit dan faktor eksternalnya adalah anak terisolasi. Stimulasi kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat melalul observasi, pengukuran, interview dan validasi.
Menurut Martinez, 1976 dalam Roy 1989, faktor kontekstual yang mempengaruhi mode adaptif adalah genetic, sex, tahap perkembangan, obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi, interdependensi, pola interaksi sosial, koping mekanisme, stress emosi dan fisik religi, dan lingkungan fisik.
·         Identifikasi stimuli residual
Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Helson dalam Roy, 1989 menjelaskan bahwa beberapa faktor dari pengalaman lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan memberikan efek pada situasi sekarang.
c)        Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampunya adaptasi. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan mengobservasi tingkah laku kilen terhadap pengaruh lingkungan. Menurut Roy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa keperawatan
Menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen
d)       Penentuan Tujuan
Roy (1984) menyampaikan bahwa secara urnum tujuan pada intervensi keprawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan kekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.
e)        Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan , mengubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan pada koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan indMdu untuk beradaptasi.
f)         Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku adaptif. Hal ini menekankan kembali pentingnya mengidentifikasi penyebab selama pengkajian tahap II.
g)        Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus mengkaji tingkah laku pasien setelah diimplementasi. Intervensi keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

5.      Model Sistem Imogene M King (1971)
Teori keperawatan model king memahami model konsep dari teori keperawatan dengan menggunakan psistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan limgkungan, sehingga King mengemukakan kkonsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kemban, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta huhbungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar system tersebut maka king memandang manusia merupakan individu yang relative yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek.Manusia sebagai makhluk yang beriorentasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yanf akan daatang dan sebagai mahluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Dalam buku King Tahun 1981, keluarga dibahas secara luas.King memandang keluarga sebagai system sosial dan konsep utama dalam modelnya. Keluarga diperlakukan baik sebagai konteks maupun klien. King menjlaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau mengatsi masalah atau keadaan sakit.
Keluarga seagai subsistem komunitas merupakan sistem terbuka di mana teijadi hubungan timbal balik antara keluarga ciengan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengan model sistem dalam mengkaji komunitas, maka keluarga dikaji sebagai sebuah sub sistem dan komunitas. lntervensi keperawatan yang dilakukan terkait pada dua sasaran yaitu keluarga dan komunitas. Dengan demikian keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat/komunitas.
Komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem keluarga dari supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas. Sub sistem yang terdapat pada kornunitas sating berinteraksi, interrelasi, dan interdependensi satu Sama lain. Adanya gangguan atau stressor pada salah satu sub sistem akan mempengaruhi kornunitas, misalnya adanya gangguan pada salah satu sub sistem pendidikan, di mana masyarakat akan kehilangan informasi dan pengetahuan. Akibatnya dapat menimbulkan kurangnya pengetahuan akan kesehatan atau ketidaktahuan dalam memodifikasi lingkungan sehingga memerlukan intervensi keperawatan.
Tujuan yang ingin dicapai dari teori king (1971, 1981, 1987) berfokus pada interaksi tiga system : Sistem personal, system interpersonal antara perawat dan klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dank lien di pengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh system asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah meman\mfaatkan komunikasi untuk membantu kklien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan


 Referensi  
Alfaro, Le Fevre Rosalinda (2002),  Applying Nursing Proccces :a Tool for critical thinking, Philadelphia, Lippincot Williams and Wilkins

Badman, EL & Badman, B (1988), Fundamental Critical Thinking In Nursing, Norwalk : Appeton and Lange.

Christenen, Pj & Kenney, Jw (1995), Nursing Process Application of Conceptual Models, Fourth Edition, Mosby, St Louis Baltimore

Creven, Ruth (1996), Fundamental of ursing Human Health and Fungtion, Philadelphia, Lippincot

Curtine Leok (1991), Nursing Ethices Theories & Maryland, Rolent t, Brody Co

Deloughery, G.L. (1991), Issues and Trends in Nursing, Mosby Year Book, St Louis Baltimore.

Hidayat, A.A.  (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Johnson, Betty.M , ( 2005 ). An Introductory to Theory and reasoning in Nursing. Philadelphia : Lippincot and Willkins.

Kozier, B (1988), Concepts & Issues in Nursing Practice, California, Addison Wesley Publishing Co.

Kozier, B (1997), Fundamental of Nursing : Concept and Procedure, , California, Addison Wesley Publishing Co.

Nicoll, LH (1997), Perspectives on ursing Theory, Third edition, Lippincot, Philadelphia, New York.

Pearson & Vaughan (1986), Nursing Model for Practice, London, Hiniema Nursing

Reed, Pamela G (2003), Perspectives on Nursing Theory, Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins

Rubenfeld, M & Scheffer, BK (1999), Critical Thinking in Nursing : An Interactive Approach,  Philadelphia, Lippincot

Ruth, M & Sall  (19899), Essential of Nursing Leadership & Management, Philadelphia, FA Davis Co

Soewandi, J (1991), Ringkasan Sejarah Keperawatan, Batara, Jakarta

Yunarsih, S, Diktat Kuliah :  Sejarah Keperawatan, Jakarta, tidak dipublikasikan

No comments:

Post a Comment