PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
A. Perkembangan pendidikan keperawatan di masa lalu
Adanya perkembangan dalam teori keperawatan dan metodologi
keperawatan yang bersumber pada pergeseran pandangan dan keyakinan tentang
keperawatan,dan pergeseran dalam asuhan keperawatan, merupakan tekanan utama
terjadinya perugahan dalam pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat berada
dirumah sakit (hospital-based), bergeser pada bentuk pendidikan yang berada
pada perguruan tinggi atau universitas.(university – based).pendidikan
keperawatan yang tadinya hanya bersifat magang (apprenticeship), bergeser
menjadi pendidikan yang ditunjukan pada pengetahuan keperawatan dan meted
keperawatan melalui pendidikan melalui pendidikan dan latihan yang lama.
Dibeberapa Negara di luar Indonesia, proses ini sudah berlangsnug sejak lama.
Adanya tekanan ini menyebabkan dibutuhkan pendidikan keperawatan pada
pendidikan tinggi atau universitas. Sebagai contoh di USA pada tahun 1919 telah
terdapat 8 program Beccalauraete dengan masa pendidikan pada umumnya 5 tahun.
Pada tahun 1979,23 % dari lulusan baru dari pendidikan keperawatan adalah
lulusan dari program Beccalauraete.pada tahun 1981 terdapat 23 program Doktor
dalam keperawatan. Hal ini tidak hanya terjadi diluar negri, namun juga di
Indonesia, dengan disahkannya program Diploma III, program pendidikan serjana
keperawatan, program megister kepemimpinan dan Manajment keperawatanserta
pendidikan tinggi oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Kurikulum berdasarkan kerangka konsep yang pokok disertai
dengan pengalaman beljar ( Learning Experiences ) yang diperlukan dan
dilaksanakan dalam tatanan pendidikan yang memungkinan terjadinya perubahan
prilaku seperti yang dirumuskan dalam tujuan penididikan.
B. Perkembangan pendidikan keperawatan pada masa transisi
a.
Penataanpendidikankeperawatan
Pendidikan
merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena melalui pendidikan
perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga kepereawatan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Percepatan pertumbuhan pendidikan
keperawatan dalam sistim pendidikan
nasional
dengan menetapkan jenjang dan jenis
pendidikan keperawatan mulai dari jenjang pendidikan diploma, serjana.
2.
Pengendalian dan pembinaan
pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan keperawatan. Pelaksanaan
pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan pelaksanaan akreditasi
pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan pendidikan
profesi keperawatan.dengan standarisasi kalitas melalui akreditsi diharapkan
pendidikan keperawatan akan semakin terarah dalam pendidikan profesi, disamping
itu pusat dan latihan profesi keperawatan perlu dikembangkan sesuai aah dan
kkebijakan profesi keprawatan.
3.
Pengembangan lahan peraktik
keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas personal. Pengembangan ini
dilakukan dengan pencapaian kopetensi yang ada dengan menerapkan pengalaman
belajar klinik dan lapangan bagi calon-calon perawat upaya tersebut dapat
dilakukan dengan membentuk kmunitas keperawatan seperti pembagian komunitas
perawat menjadi devisi-devisi,seperti komunitas perawat , devisi medical bedah,
devisi maternitas, devisi anak,devisi jiwa, devisi, gawat darurat, devisi
keperawatan keluarga dan maternitas, devisi gerontik dan lain-lain. Sehingga
keperawatn sebagai pendidikan profesi akan lebih terarah.
4.
Pengembangan dan pembinaan stap
akademis menuju erbentuknya masyarakat akademis professional.
b.
Penataan
praktek keperawatan
Penataan
praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan menuju
profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain, mengingat dengan menata
bidang ini lingkup praktek keperawatan akan lebih jelas dan terarah dalam
praktek sebagai profesi, dan dalam penataan praktek keperawatan tersebut, maka
dapat dilakukan upaya sebagai berikut :
1.
Pengemabangan dan pembinaan pelayanan
asuhan keperawatan secarprofessional. Pengembangan ini dilakukan harus
berlandaskan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
2.
Penyusunan dan pemberlakuan standar
praktek keperawatan. Penyusunan ini akan dilakukan dalam meningkatkan mutu
asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan melalui asuhan
keperawatan mandiri dan professional.
3.
Penerapan model asuhan keperawatan
secara professional dengan memperhatikan beberapa kode etik keperawatan yang
berlaku dan dalam melakukan setiap tindakan menggunakan asuhan professional.
c.
Penataan
pendidikan berlanjut
Penataan
pendidikan keperawatan berkelanjutan merupakan syarat penting dalam mempercepat
profesionalisasi keperawatan, karena melalui pendidikan berkelanjutan
keperawatan akan selalu berkembang dan terarah dalam mengembangkan spesialisasi
atau tingkat kekhususan dalam profesi keperawatan. Untuk menuju penataan
tersebut dapat dilakukan :
1.
Pengembangan pola pendidikan
berkelanjutan. Pengembangan pola ini diharapkan akan lebih memudahkan dalam
jangkauan dn pencapaian bagi komunitas perawat agar selalu meningkatkan diri
dalam perkembangan ilmu keperawatan.
2.
Penyusunan program pendidikan
berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan perawat. Proses ini dapat
dimulai dengan program sertifikasi dalam keterampilan atau keahlian khusus.
3.
Pengembangan kemampuan untuk
melaksanakan pendidikan keperawatan melalui upaya pengembangan pendidikan
keperawatan di beberapa tempat pelayanan atau pendidikan.
d.
Penataan
organisasi profesi keperawatan
Penataan
organisasi juga merupakan penataan keperawatan sebagai profesi, mengingat
organisasi profesi merupakan sarana untuk komunikasi antar perawat profesioanal
serta wadah dalam menyalurkan aspirasi dalam perkembangan keperawatan, dalam
menuju proses menjadikan diri ke arah profesional serta menuju tertatanya
organisasi profesi tersebut yang dapat dilakukan dengan :
1.
Pembinaan organisasi profesi
keperawatan. Pembinaan tersebut dilakukan dalam rangka agar organisasi profesi
tersebut mampu melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai organisasi
profesi melalui pembinaan pengembangan pelayanan asuhan keperawatan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
2.
Peningkatan kemampuan organisasi
profesi keperawatan, dengan melaksanakan tanggung jawabnya dalam pendidikn
keperawatan berkelanjutan, penyusunan standar praktek keperawatan serta
penyusunan atau pemberian pengakuan atas legislasi dalam pelaksanaan praktek
keperawatan.
3.
Pembinaan irganisasi profesi
keperawatan. Dengan pelaksanaan ini diharapkan orgnisasi profesi bisa diakui
secara benar-benar menjadi organisasi profesi sebagaimana organisasi profesi
lainnya serta mampu mengendalikan profesionalisasi keperawatan.
e.
Penataan
lingkungan untuk perkembangan keperawatan
Lingkuangan
merupakan suatu yang pentig dalam penerapan atau pengambangan profesi, karena
dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin cepat
berkembang ke arah terciptanya lingkungan yang profesional. Upaya keperawatan
dalam menata lingkungan tersebut dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1.
Melaksanakan desiminasi pengertian
tentang keperwatan profesional dengan menjelaskan lingkup peran dan tanggung
jawabnya serta kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat.
2.
Menciptakan kesempatan bagi profesi
keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan dengan sikap profesional.
3.
Memberlakukan undang-undang dalam
penerapan praktek keperawatan profesional sehingga segala kendala dan hambatan
dapat diatasi secara langsung.
4.
Memberikan kepercayaan pada
masyarakat untuk melaksanakan program praktek keperawatan agar diakui oleh
masyarakat.
Bertolak dari pandangan dan keyakinan tentang keperawatn
seperti yng diuraikan sepintas di atas dan memeperhatikan berbgai faktor yang
mempengaruhi sistem pendidikan keperawatan khususnya paa jenjang pendidikan
tinggi, maka orientasi pendidikan tinggi keperawatan di indonesia adalah ilmu
pengetahuan dan tekhnologi keperawatan serta tuntutan kebutuhan masyarakat dn
pembangunan khususnya kesehatan di masa datang.
Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan
yang dicirikan oleh kurikulum pendidikan yang mengikti perkembangan ilemu
pengetahuan dn tekhnologi, khususnya iptek bidang keperawatan. Kurikulum
pendidikan diartikan tidak saja isi pendidikan akan tetapi juga berbagai bentuk
pengalaman belajar yang memugkinkan peserta didik menguasai ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang diperluas, serta memungkinkan terjadinya proses penumbuhan
dan pembinaan sikap dan keterampilan profesional.
Orientasi kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan
bahwa krikulum pendidikan di sususn dengan bertolak dari kompetensi yang
diturunkan dari tuntutan kebutuhan masyarakat dn pembangunan di masa yang akan
datang, dengan tetap memeperhatikan pandangan dn tuntutan keprofesian dalam bidang
keperawatan. Orintasi pendidikan kepada masyarakat di cirikan juga dengan
pengalaman belajar di masyarakat (community based education), yaitu berbagai
bentuk pengalaman belajar dimasyarakat, seperti pengalaman belajar kelinik
(PBK), dan pengalaman belaja lapangan (PBL). Kedua bentuk pengalaman belajar
ini adalah bentuk pengalaman belajar yang sangat berpengaruh pada penumbuhan
dan pembinaan sikap serta ketermpilan profesional pada peserta didik.
Isi pendidikan pada masa-masa ini dan berbagai pengalaman
belajar yang dikembangkan untuk memberikan landasan keilmuan yang kokoh serta
skap dan kemampuan profesional yang dituntut oleh profesi keperawatan.
1.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan
Seluruh rangkaian proses pendidikan pada program pendidikan
tinggi keperawatan harus ditata dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan peserta didik memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan atau asuhan
keperawatan sesuai tuntutan profesi keperawatan (Standar Profesional), dan
mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi keperwatan. Pada tahapan ini
peserta didik dituntut untuk menguasai body of knowledge yang diperlukan oleh
perawat profesional dan menguasai metode dan tekik keperawatan yang diperlukan
untuk meaksanakan pelayanan/ Asuhan keperawatan.
2.
Menyelesaikan masalah secara ilmiah
Dalam seluruh rangkaian pengalaman belajar pada pendidikan
tinggi keperawatan secara bertahap dan terintegrsikan sepenuhnya, ditumbuhkan
dan dibina kemampuan untuk memecahkan masalah secara ilmiah problem solving),
termasuk penalaran ilmiah(sciencetific reasoning). Penumbuhan dan pembinaan
kemampuan ini juga di kaitkan dengan tercapainya penguasaan proses keperawatan
(nursing proses) oleh peserta didik yang merupakan pendekatan penyelesaian
masalah secara ilmiah, termasuk pengambilan keputusan klinis(clinicadecision)
3.
Sikap dan tingkah laku professional
Penumbuhan
dan pembinaan bersikap kemampuan berfikir dan bertindkak profesional merupakan
proses panjang an berlanjut, terlaksana dalam suatu lingkunga yang sarat dengan
model peran (role model).
4.
Belajar aktif dan mandiri
Kemampuan
dan kemauan belajar aktif mandiri dan mengarahkan belajar sendiri harus
ditumbuh kembangkan sejak awal proses pendidikan, menuju terbinanya sikap dan
kemauan belajar sepanjang hayat. Segala bentuk penglaman belajar dikembangkan
dan dilaksakan dengan berorientasi kepada peserta didik (student oriented)
5.
Pendidikan berada di masyarakat
Pendidikan
atau pengalaman belajar yang dikembangkan dalam masyarakat(comunity based
learning) memungkinkan untuk menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan
profesional para pesrta didik melalui bentuk pengalaman belajar yang
dilaksanakan di masyarakat, yaitu metode PBK dan PBL ditumbuhkan dan di bina
kemampuan pengambilan keputusan klinik yang merupakan penerapan secara
terintegrasi kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etik dengan bertolak dari
masalah-masalah nyata dalam bidang keperawatan (nursing problems)
Berbagai
sumber pendidikan yang di perlukan
Pelaksanaan pendidikan keperawatan,khususnya program
pendidikan sarjana keperawatan seperti yang diuraikan, memrlukan berbagai
sumber pendidikan (educational recources) dalam jumlah dan kualitas yang
memadai.
Staf akademik yng merupkan komponen terpenting dalam
pengembangan pendidikan keperawatan dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia
dan dikembangkan secara terarah dan berlanjut. Melalui upaya yang demikian
diharapkan tahap demi tahap terbentuk dan terbina suatu masyrakat ilmiah
keprawatan atau komunitas ilmiah keperwatan yang selanjutn yang selanjutnya
dapat mencikptakan iklim dan lingkungan nyang kondusif untuk perkembangan
berbagai kegiatan ilmiah dalam bidang keperawatan.
Pengajar ilmu biomedik dengan penekanan pada pemahaman teori
dan konsep-konsep ilmu biomedik serta penalaran ilmiah perlu ditopang
pengalaman belajar diskujsi kelompok (PBD) dan pengalaman beljar praktik (PBP)
di Laboratorium yang memadai deikian pula laboratorium keperawtan dasar, tempat
ditumbuhkembangkannya ketermpilan dasar keperawatan harus ada dan memungkinkan
pengalaman belajar praktik dilaksanakan dan dikembangkan sesuai tujuan yang
hendak dicapai.
Berbagai lahan praktik tempat pengalaman belajar klinik dan
pengalaman belajar lapangan (serta berbagai bentuk pengalaman belajar lain)
dilaksanakan, dibina dan dikembangkan sdemikian rupa sehingga benar-benar
memberi kesempatan pada peserta didik untuk pengalaman belajar nyata yang
diperlukan. Lahan praktik yang pada umumnya terdiri atas lebih dari satu fasilitas
pelayann kesehatan, dikembangkan dalam satu kesatuan sebagai jaringan lahan
praktik.
Untuk menumbuhkan dan membina etik professional diperlukan
lingkungan belajar dengan iklim yang mendukung terlaksananya latihan penalaran
etik. Lingkungan yang demikian ini adalah lingkungan belajar klinik dan
lingkungan belajar lapangan, disertai adanya masyarakat professional
(professional community) yang membina iklim keprofesian (profsional climate),
sarat dengan klinisi yang dapat dijadikan panutan atau model peran (role model)
Jenis Dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan kesehatan di masyarakat, serta memperhatikan tuntutan pembangunan
keperawatan sebagai profesi mandiri, sistem pendidikan keperawatan dikembangkan
dengan berbagai jenis dalam berbagai jenjang pendidikan.
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pada jenjang pendidikan diploma III bersifat pendidiakn
profesi, menghasilakan ahli madia keperawatan (A.Md.Kep) sebagai perawat
profesional pemula. Pendidikan pendidikan perawatan pada jenjang diploma
dikembangkan tutama untuk menghasilkan lulusan perawat yang menguasai kemampuan
keperawatan umum dan dasar.pendidikan pada tahap ini lebih menekankan penguasaan
sikap dan keterampilan dengan landasan yang memadai sebagai perawat generalis
ia telah memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional dalam
keperawatan. Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan
kesehatan masa datang, dengan keadaan dan tingkat perkembangan yang
diperkirakan sudah berbeda dengan pada saat ini. Seperti keperawatan kesehatan
ibu anak, atau keperawatan kesehatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan
kesehatan keluarga, keperawatan kesehatan komunitas, kepeawatan kesehatan jiwa
dan keperawatan lansia (gerontik) untuk menentukan apakah perawat dengan
keahlian khusus ini memeng dibutuhkan, dan untuk menentukan keahlian man yang
dibutuhkan,perlu dilakukan penelitian secara seksama dan mendasar. Dengan
demikian dapat dicegah terjadinya penetapan jenis pendidikan yang diperlukan,
serta dapat merugikan masyarakat dan perkembangan profesi keperawatan
selanjutnya dapat dicegah terjadina benturan fungsi dlam melaksanakn pelayanan
kesehatan kepad masyarakat, khususnya pelayanan dn asuhan keperawatan.
Program pendidikan sarjana keperawatan
Pendidikan pada tahap ini bersifat penididikan akademik
profesional, menekankan pada penguasaan landasan keilmuan, yaitu ilmu
keoerwatan dan ilmu-ilmu penunjang, penumbuhan serta pembinaan sikap dan
keterampilan profesional dalam keperawatan. Pada jenjang pendidikan ini,
menghasilkan perawat generalis, terdapat dua tahap program, yaitu tahap program
akademik dan tahap program keprofesian yang pada akhir pendidikannya mendapat
sebutan profesi ners. Pada jenjang pendidikan ini orientasi pendidikan adalah
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta masyarakat yang bermakna bahwa arah
pengembangan dan pembinaan adalah ulmu pengetahuan dan tekhnologi serta
masyarakat. Kurikulum pendidikan dibangun dalam kerangka konsep yang kokoh
yaitu:
a) penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan
a) penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan
b) memecahkan masalah secara ilmiah
c) sikap, kemampuan dan tingkah laku profesional
d) belajar aktif dan mandiri
e) belajar dimasyarakat
Kelompok ilmu yang terdapat dalam kurikulu pendidikan,
mencakup kelompok-kelompok ilmu dasar dan penunjang berbagai bentuk pengalaman
belajar dilaksanakan dan dilaksanakan dalam tatanan yang relevan, khususnya
pengalaman belajar praktik (PBP), pengalaman belajar klinik (PBK) dan
pengalaman belajar lapangan (PBL). PBK dan PBL dilaksanakan didalam tatanan
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan nyata yang ada, sedengakan
PBP dilaksanakan didalam laboratorium keperawatan dengan fasilitas peralatan
laboratorium yang cukup melalui kurikulum pendidikan yang demikian diharapkan
dapat menghasilkan perawat yang mampu dan mau melaksakan asuhan keperawatan
sesuai yang ditentukan oleh profesi keperawatan dan menjawab tuntutan kebutuhan
masyarakat.
C. Perkembangan pendidikan keperawatan di masa yang akan datang
Perkembangan Pendidikan Dalam Keperawatan
Pendidikan keperawatan diselenggarakan oleh Depkes
berdasarkan UU no. 20 tahun 2003, Depmen no. 23 tahun 2001 dan PP no. 19 tahun
2000 bahwa pendidikan keperawatan dibawah naungan Depkes karena terdapat pada
UU no. 20 tahun 1989, mengatur bahwa penyelenggaraan pendidikan oleh Departemen
. Pada UU 20 tahun 2003, Depmen 23/24 tahun 2001 pendidikan keperawatan S1
diselenggarakan oleh Diknas.
Pergeseran pandangan dalam keperawatan
1.
Adanya perubahan dalam
penyelenggaraan pendidikan
2.
Pergeseran pendidikan keyakinan alam
keperawatan.
Dalam
keperawatan dilihat sebagai sebuah kegiatan yang bersifat konvesional artinya
sesuatu kegiatan dilakukan karena perintah. Perawat dijuluki dengan sebutan
Pembantu orang sakit (POS ) dengan memakai pakai putih. Seiring dengan
perkembangan zaman, disamping perawat dijadikan Pembantu orang sakit b, tetapi
keperawatan mengalami peningkatan tingkat pendidikan dari SPR, SPK, DIII
Keperawatan dan sampai S1 Keperawatan diakui pada tahun 1948. Perawatan pertama
kali diakui sebagai profesi di negara Amerika dengan nama Persatuan Perawat
yaitu ANA yang dikenal sebagai kegiatan profesional yang dilakukan secara
sistematis . sampai berkembang di Indonesia perawat diakui sebagai profesi.
Tokoh yang mengenalkan perawat sebagai profesi dari timur tengah adalah “
Nurfaidah “
3.
Adanya perubahan dalam manusia dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan perintah
4.
Adanya pergeseran alam asuhan
keperawatan
5.
Dalam pemberian asuhan keperawatan
digunakan pola-pola lama, pendekatan alma, sebuah tindakan dapat di tanggung
jawabkan . Konsep ini dinamakan sebagai pengabdian.
Faktor-faktor penyelenggaraan pendidikan dahulu dan masa
kini
Dahulu Masa kini
Pendidikan keperawatan diselenggarakan dalam rumah sakit .
Profesi keperawatan mulai diakui pada tahun 1952. Perawat didik untuk
diproduksi pada kalangan sendiri, pendidikan laboratorium rumah sakit.
Pendidikan dilakukan pada rumah sakit, belum dilaksanakan pada perguruan
tinggi. Tridarma perguruan tinggi :
Pendidikan
Pengabdian
Penelitian. Pendidikan dilaksanakan di rumah sakit sulit untuk melakukan riset
Pendidikan bersifat magan Pendidikan keperawatan dilaksanakan Di PT atau Universitas. Dengan pendidikan keperawatan dilaksanakan pada Universitas / PT mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengabdian
Penelitian. Pendidikan dilaksanakan di rumah sakit sulit untuk melakukan riset
Pendidikan bersifat magan Pendidikan keperawatan dilaksanakan Di PT atau Universitas. Dengan pendidikan keperawatan dilaksanakan pada Universitas / PT mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan keperawatan berkembang melalui dua aspek :
·
Harus menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi
·
Tuntutan kebutuhan masyarakat
·
Memberikan kesempatan melalui
belajar klinik dan lapangan sangat mempengaruh pengetahuan , sikap,
keterampilan profesi perawat.
·
Dengan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat memungkinkan terjadinya perubahan dan penumbuhan
keterampilan dalam proses keperawatan
Perkembangan konsep keperawatan oleh dua aspek :
·
Pengalaman belajar lapangan dan
pengalaman belajar klinik
·
Menguasai ilmu pengetahuan teknologi
keperawatan
·
Penyelesaian masalah secara klinik
·
Belajar aktif dan mandiri
·
Pendidikan berada di masyarakat
diperbanyak
Program pendidikan magister keperawatan
Dalam mengahadapi tekanan perkembangan iptek serta tuntutan
kebutuhan dan permintaan masyrakat yang diperkirakan akan terus meningkat,
pendidikan pasca sarjana dalam bidang keperawatan juga dikembangkan. Hal ini
juga diperlukan agar perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam bidang
keperawatan melalui berbagai bentuk penelitian dapat dilaksanakan, dan
selanjutnya dimanfaatkan dalam upaya meningkat mutu asuhan keperawatan. Program
pendidikan magister keperawatan yang ada saat ini adalah program megister
manageman keperawatan.
Program pendidikan spesialis bidang keperawatan
Dalam memenuhi atau menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat
dan pembangunan kesehatan dimasa depan, dan bertolak pada pndangan bahwa setiap
saat dan tahap pengembangan perlu diupayakan un tuk meningkatkan relevansi dn
mutu asuhan keperawatan pada masyarakat, maka dikembangkan pendidikan
keperawatan pada jenjang spesialis. Pendidikan jenjang ini lebih merupakan
pendidikan yang memperdalam pengethuan dan keterampilan profesi keperawatan.
Sifat memperdalam ilmu pengetahuan keperawatan, walaupun lebih mengutamakan
ilmu keperwatan klinik, namun tidak dapat dipisahkan sepenuhn ya dengan
perkembangan kelompok-kelompok ilmu dasar dan penunjang, termasuk ilmu dasar
keperawatan. Jenis pendidikan pada jenjang pendidikan ini didasarkan pada
tuntutan kebutuhan pelyanan keperawatan, dan perkembangan ilmu keperwatan,
khusussnya ilmu keperawatan klinis. Dalam pengembangan jenjang pendidikan ini
divegah terjadinya pragmentasi yang berlebih yang dapat merugikan masyarakat
dan perkembangan profesi keperawatan. Penetapan jenis spesialisasi seyogyanya
dilakukan bersama-sama oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pengemabangan
pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan keperawatan dan kesehatan serta
organisasi profesi keperwatan.
Program pendidikan spesialis keperawatan yang ada saat ini
adalah program pendidikan spesialis maternitas dan ke depan akan dikembangkan
program spesialis lain yang sesuai dengan kebutuhan.
Referensi
Alfaro, Le Fevre
Rosalinda (2002), Applying Nursing Proccces :a Tool for critical
thinking, Philadelphia, Lippincot Williams and Wilkins
Badman, EL &
Badman, B (1988), Fundamental Critical
Thinking In Nursing, Norwalk : Appeton and Lange.
Christenen, Pj
& Kenney, Jw (1995), Nursing Process
Application of Conceptual Models, Fourth Edition, Mosby, St Louis Baltimore
Creven, Ruth
(1996), Fundamental of ursing Human
Health and Fungtion, Philadelphia, Lippincot
Curtine Leok
(1991), Nursing Ethices Theories &
Maryland, Rolent t, Brody Co
Deloughery, G.L.
(1991), Issues and Trends in Nursing, Mosby
Year Book, St Louis Baltimore.
Hidayat, A.A.
(2004), Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Johnson, Betty.M
, ( 2005 ). An Introductory to Theory and reasoning in Nursing. Philadelphia :
Lippincot and Willkins.
Kozier, B
(1988), Concepts & Issues in Nursing
Practice, California, Addison Wesley Publishing Co.
Kozier, B
(1997), Fundamental of Nursing : Concept
and Procedure, , California, Addison Wesley Publishing Co.
Nicoll, LH
(1997), Perspectives on ursing Theory, Third
edition, Lippincot, Philadelphia, New York.
Pearson &
Vaughan (1986), Nursing Model for
Practice, London, Hiniema Nursing
Reed, Pamela G
(2003), Perspectives on Nursing Theory,
Philadelphia : Lippincot Williams and
Wilkins
Rubenfeld, M
& Scheffer, BK (1999), Critical
Thinking in Nursing : An Interactive Approach, Philadelphia, Lippincot
Ruth, M &
Sall (19899), Essential of Nursing Leadership & Management, Philadelphia, FA
Davis Co
Soewandi, J (1991), Ringkasan
Sejarah Keperawatan, Batara, Jakarta
Yunarsih, S, Diktat Kuliah : Sejarah Keperawatan, Jakarta, tidak
dipublikasikan.
No comments:
Post a Comment