Friday, March 28, 2014

keperawatan profesional : Keperawatan dalam hubungannya dengan perkembangan informatika


Keperawatan dalam hubungannya dengan perkembangan informatika

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi aktivitas pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan. Peluang penerapan teknologi informasi dan komunikasi menjadi semakin luas ketika keperawatan dihadapkan kepada tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas sehingga para perawat harus menyediakan waktu asuhan langsung (direct care) kepada pasien yang lebih lama dan berkualitas.Teknologi membantu perawat mengurangi waktu dokumentasi dan mengalihkannya untuk direct care
                 
Integrasi aktivitas keperawatan dengan pengelolaan data dan informasi telah memunculkan terminology informatika keperawatan. Di luar negeri, informatika keperawatan berkembang pesat pada seluruh aktivitas keperawatan, baik dalam bidang pelayanan, pendidikan maupun rise keperawatan

a.  Pengertian
Informatika keperawatan merupakan integrasi dari keperawatan, informasi dan manajemen informasi dengan pemrosesan informasi dan penggunaan teknologi komunikasi untuk mendukung upaya kesehatan (ICN, 2006).

Informatika keperawatan didefinisikan oleh ANA (American Nursing Ascociation) sebagai perkembangan dan evaluasi aplikasi, alat, proses yang membantu perawat mengelola data dalam melaksanakan asuhan kepada klien atau dalam mendukung praktik keperawatan (ICN, 2006).

Informatika keperawatan adalah penggunaan teknologi informasi sehubungan dengan tiap fungsi yang ada dalam bidang keperawatan dan dilakukan oleh perawat dalam pelaksanaan tugas mereka. Hal ini mencakup perawatan pasien, administrasi, pendidikan, dan penelitian (Hannah, 1985).



Informatika keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan yang dirancang untuk membantu manajemen dan pemrosesan data, informasi, dan pengetahuan keperawatan untuk menunjang praktek keperawatan dan penyampaian layanan keperawatan (Graves & Corcoran, 1989).

Informatika keperawatan adalah upaya ilmiah multi disiplin untuk analisis, formalisasi, dan pemodelan cara perawatm engumpulkan dan mengelola data, memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan berbasis-pengetahuan dan inferensi bagi perawatan pasien, serta menggunakan pengetahuan empiric dan berdasarkan pengalaman ini untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas praktek professional mereka (Goossen, 1996).

b.  PerawatdanTeknologiInformasi
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.

Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah  sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)

Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.

a.       Fungsi PDA bagiperawat
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan "touch" over "tech" (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.

Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih "gaptek" tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.

Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa mengenal batas geografis.

Suatu saat, keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer - menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.

b.      Perkembangan PDA di Indonesia
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan  Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

c.       Kecenderungan dan Isu dalam Bidang Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di Indonesia
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan bermutu (Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem informasi mempunyai komponen-komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier dan rekanan (Eko, 2001). Kelompok ad hoc the Nursing Information systems National Study  Group (1982) di USA menghasilkan konsep Sistem Informasi Keperawatan : “ Suatu sistem komputer yang digunakan untuk membantu dalam administrasi pelayanan keperawatan, pemindahan pasien dan mendukung pendidikan dan penelitian keperawatan”. Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk memproses data keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat.

       Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien dan produktivitas. Beberapa keuntungan menggunakan sistem informasi manajemen keperawatan adalah  meningkatkan kualitas dokumentasi, meningkatkan kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja, memudahkan komunikasi antara tim kesehatan, memudahkan dalam mengakses informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital Cost, menurunkan Lost of data and information, mencegah Redundancy (Kerangkapan Informasi).
   
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/keputusan di keperawatan /Decision support system dan Executive information system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur, BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat pada keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khusus dan riset kesehatan pada umumnya.
Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar negeri sekitar tahun 1992. Pada bulan September, sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien (Liaw, 1993).   
Trend/Kecenderungan yang sedang berkembang tentang SIM keperawatan di Indonesia adalah :
1.         Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya dokumentasi keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual tulisan tangan selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien. Sangat tepat apabila SIM keperawatan bisa diaplikaskan.
2.         Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu diikuti oleh perawat di Indonesia.
3.         Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga perawat bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
4.         Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan menggunakan SIM.
5.         Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai
6.         Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara profesi perawat dengan medis akan lebih baik.
7.         Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.
8.         Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
9.         Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai tahun 2001 telah mengembangkan suatu sistem asuhan keperawatan yang berbasis dengan komputer. Sampai saat ini sistem ini baru digunakan untuk proses akademik pembelajaran komputer keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan masih dalam tahap awal dan masih memerlukan penyempurnaan (Haryati, 2001). Diharapkan sistem informasi asuhan keperawatan FIK-UI di masa datang dapat mempercepat perkembangan sistem informasi yang dapat diaplikasikan di rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lain.

Sedangkan isu tentang SIM keperawatan di Indonesia sampai saat ini adalah :
1.         Perawat di Indonesia memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki program SIM keperawatan
2.         Belum dilaksanakannya SIM keperawatan di Indoneisa berdampak terhadap semakin tingginya  beban kerja perawat. Sehingga perawat berharap pihak manajemen RS  segera mengaplikasikan program SIM keperawatan.
3.         Beberapa rumah sakit di Indonesia, sampai saat ini yang berkembang adalah Sistem Informasi Rumah Sakit yang baru berupa billing system.
4.         Rumah Sakit di Indonesia 99% masih melaksanakan pendokumentasian keperawatan secara manual .
5.         Untuk aplikasi sistem informasi manajemen asuhan keperawatan baru beberapa rumah sakit saja yang sudah menerapkan dan itu pun masih terbatas, seperti Rumah Sakit Fatmawati Jakarta dan rumah sakit Charitas Palembang. Informatika keperawatan tidak lepas dari penggunaan teknologi computer untuk mendukung praktik, administrasi, pendidikan dan penelitian keperawatan. Informatika keperawatan dapat diaplikasikan untuk seluruh area keperawatan yang meliputi praktik, administrasi, pendidikan dan penelitian. Berikut ini adalah contoh aplikasi informatika keperawatan pada area praktik klinik keperawatan : work list untuk mengingatkan perawat terhadap rencana intervensi keperawatan, komputerisasi dokumentasi keperawatan, electronic medical record dan computer based patient record, monitoring tanda-tanda vital dan informasi tagihan keuangan(billing) (Marin et al., 2000).
  
    Referensi
Ali, Zaidin H., (2000). Dasar-DasarKeperawatanProfesional.Jakarta :WidyaMedika
Blais, Kathleen koenig, dkk,. (2002). PraktikKeperawatanProfesional :Konsep&Perspektif.  (Edisi 4).Jakarta :EGC
Deloughery, G.L. (1991), Issues and Trends in Nursing, Mosby Year Book, St Louis Baltimore.
Gaffar, La Ode Jumadi. (1999). PengantarKeperawatanProfesional.  Jakarta :EGC
Priharjo Robert, (2005). KonsepdanPerspektif :PraktikKeperawatanProfesional. (Edisi 2).Jakarta : EGC
Reed, Pamela G (2003), Perspectives on Nursing Theory,Philadelphia :Lippincot Williams and Wilkins
Soewandi, J (1991), Ringkasan Sejarah Keperawatan, Batara, Jakarta

No comments:

Post a Comment